Selamat datang di blog saya...
Semoga menemukan yang anda cari :)

Rabu, 25 April 2012

Studi Literatur MSDM


STUDI  LITERATUR  MSDM

Tentang

Pelatihan dan Pengembangan SDM

Disusun oleh:
INDRA KOSMEDI
100502198
S1 Manajemen

MEDAN
2012
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA







KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah meberikan kesehatan dan memberkati saya sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Saya mengakui bahwa saya adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah saya selesaikan. Tidak semua hal dapat saya deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Saya melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang saya miliki. Di mana saya juga memiliki keterbatasan kemampuan.
Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa saya memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, saya bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Saya akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis saya di masa datang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini saya mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini kita semua dapat lebih mengetahi dan memahami tentang pelatihan dan pengembangan SDM. Dengan begitu maka kita bisa menerapkan nya dalam kehidupan dan berharap menjadi lebih baik.


                                                                                                                       Medan, April 2012
                                                                                                                               Penyusun,

                                                                                                                       INDRA KOSMEDI
                                                                                                                             (100502198)




PENDAHULUAN



Apabila dikatakan bahwa Sumber Daya Manusia merupakan sumberdaya terpenting yang dimiliki oleh perusahaan, salah satu implikasinya bahwa investasi yang terpenting yang dilakukan perusahaan adalah di bidang sumber daya manusia. Dengan investasi yang besar ini, perusahaan mengharapkan output yang juga besar. Oleh karena itu, perusahaan berusaha untuk mencapainya dengan maksimal.
Setelah pegawai diterima melalui proses perekrutan dan seleksi, sering kali kemampuan pegawai tersebut belum sesuai dengan apa yang diharapkan, yang berkaitan dengan tuntutan produktivitas, sehingga mereka perlu dilatih. Pegawai yang sudah bekerja pun mungkin masih perlu mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain-lain.
Dalam era globalisasi ini, begitu banyak ancaman dan pengaruh yang datang dari luar maupun dalam perusahaan. Tren dalam masyarakat sangat cepat berubah, perusahaan pesaing banyak bermunculan akibat pasar global. Jika perusahaan tidak mengikuti era / zaman, maka perusahaan akan ketinggalan dan bangkrut. Oleh karena itu sangat dibutuhkan pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia agar perusahaan tetap eksis di mata konsumen. Management thought yang dikernukakan Taylor, bahwa tenaga kerja membutuhkan latihan kerja yang tepat. Teori ini sangat tepat untuk rnenghindari kemungkinan terburuk dalam kemampuan dan tanggungjawab bekerja, sehingga dalam menyelesaikan tugas jabatan lebih efektif dan efIsien sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.





PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Fungsi
Menurut pasal I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun 2003. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan. Pengembangan (development) diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang Iebih tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi pendidikan.
            Menurut (Marihot:2002:168) pelatihan dan pengembangan dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasiuntuk peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai. Pelatihan lebih berorientasi pada peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang spesifik, dan pengembangan lebih ditekankan untuk melakukan pekerjaan dimasa yang akan datang.
            Menurt (Oemar Malik:2000:1) pelatihan dan pengembangan merupakan suatu sistem pendidikan dan pelatihan terpadu dalam kaitannya dengan upaya pengembangan sumberdaya manusia umumnya dan pembangunan ketenagakerjaan khususnya.
            Menurut (Dessler:2003:280) pelatihan adalah proses mengajar keterampilan yang dibutuhkan karyawan baru untuk melakukan pekerjaannya.

Terdapat beberapa alasan mengapa pelatihan dan pengembangan sangat dibutuhkan:
        i.            pegawai yang baru direkrut sering kali belum memahami secara benar bagaimana melakukan pekerjaan.
      ii.            Perubahan-perubahan dalam lingkungan kerja dan tenaga kerja.
    iii.            Meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki produktivitas.
    iv.            Menyesuaikan dengan peraturan-peraturan yang ada.
      v.            Meningkatkan pengabdian dan semangat pengabdian kepada organisasi dan masyarakat.
    vi.            Meningkatkan mutu, kemampuan serta keterampilan baik dalam melaksanakan tugas maupun kepemimpinannya.
  vii.            Melatih dan meningkatkan mekanisme kerja dan kepekaan dalam melaksanakan tugas.
viii.            Melatih dan melaksanakan kerja dalam merencanakan.
    ix.            Meningkatkan ilmu pengetahuan kerja dan keterampilan.

B. Langkah-langkah Proses Pelatihan dan Pengembangan
Menurt (Dessler:2003:281)Program pelatihan terdiri dari 5 langkah:
        i.            Analisis kebutuhan – adalah mengetahui keterampilan kerja spesifik yang dibutuhkan, menganalisis keterampilan dan kebutuhan calon yang akan dilatih, dan mengembangkan pengetahuan khusus yang terukus serta tujuan prestasi.
      ii.            Merencanakan intruksi – untuk memutuskan, menyusun dan menghasilkan isi program pelatihan, termasuk buku kerja, latihan, dan aktivitas.
    iii.            Validasi – dimana orang-orang yang terlibat dalam membuat sebuah program pelatihan dengan menyajikan nya kepada beberapa pemirsa yang dapat mewakili.
    iv.            Menerakan program itu – yaitu melatih karyawan yang ditargetkan.
      v.            Evaluasi dan tindak lanjut – dimana manajemen manilai keberhasilan atau kegagalan program itu.

C. Analisis Kebutuhan
Menganalisis kebutuhan pelatihan bergantung pada apakam melatih karyawan baru atau karyawan lama menurut (Dessler:2003:283).
Tugas utama dalam menganalisis kebutuhan pelatihan karyawan baru adalah untuk menentukan apa yangg dibutuhkan pekerjaan itu dan memecahkan nya menjadi subtugas, kemudian subtugas akan diajarkan pada karyawan baru.
Menganalisis kebutuhan karyawan lama dapat lebih rumit, karena kita punya tugas tambahan untuk memutuskan apakah pelatihan adalah solusinya.
a. Analisis tugas : Penilaian kebutuhan pelatihan untuk karyawan baru
Analisis tugas Adalah studi rinci tentang pekerjaan untuk menentukan keterampilan khusus apa yang dibutuhkan dalam pekerjaan.
            Sasaran disini adalah memberikan karyawan baru keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan dalam pekerjaan. Daftar tanggung jawab dan keterampilan khusus akan menjadi referensi dasar dalam menentukan pelatihan yang dibutuhkan. Kita juga dapat menentukan pelatihan yang dibutuhkan dengan meninjau standar kinerja, pelaksanaan pekerjaan, dan menayakan pada pemegang pekerjaan saat ini dan penyelianya.
b. Analisis prestasi : penilaian kebutuhan pelatihan karyawan lama
            Analisis prestasi adalah proses verifikasi adanya defisiensi kinerja dan menentukan apakah defisiensi dersebut harus dikoreksi melalui pelatihan atau cara lain.
            Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan karyawan lama.
·         Laporan kinerja dari penyelia
·         Rekan kerja
·         Diri sendiri – data yang terkait dengan kinerja pekerjaan (produktivitas, absen, sakit, keluhan, dan lain-lain).
Ø  Produktivitas
Ø  Absen
Ø  Sakit
Ø  Keluhan
Ø  Kecelakaan
Ø  Sisa
Ø  Pengiriman terlambat
Ø  Kualitas produk
Ø  Penurunan waktu
Ø  Perbaikan
Ø  Penggunaan peralatan, dan
Ø  Keluhan pelanggan
Selanjutnya, menurut (Marihot:2002:176) kegiatan analisis kebutuhan akan berjalan dengan baik bila bisa menjawab tiga pertanyaan berikut:
1.      Pengetahuan, keterampilan dan kebutuhan apa yang dibutuhkan ?
2.      Apakah pegawai memiliki kekurangan dalam aspek diatas ?
3.      Apakah pelatihan akan memecahkan kekurangan-kekurangan tersebut ?

Selanjutnya,  menurut (Marihot:2002:176) analisis dapat dilakukan melalui 3 (tiga) langkah
11)      Analisis kebutuhan organisasi
Pendekatan yang pertama dilakukan dengan mengidentifikasi strategi organisasi, lingkungan organisasi saat ini dan masa yang akan datang, dan strategi organisasi atau departemen. Strategi yang diambil biasanya disesuaikan dengan situasi lingkungan yang dihadapi organisasi.
Schuler dan jackson mengatakan, untuk mencapai keunggulan strategis dikaitkan dengan sumber daya manusiadiperlukan adanya perilaku peran tertentu untuk mengupayakan strategi yang diterapkan berjalan dengan baik.
Ada beberapa strategi dasar yang dapat diadopsi oleh organisasi:
                                                       I.            Strategi inovasi
-          Mengusahakan pengembangan produk atau jasa yang berbeda dari pesaing.
                                                    II.            Strategi kualitas
-          Menawarkan barang yang lebih berkualitas.
                                                 III.            Stretegi biaya
-          Menawarkan harga yang paling murah dibandingkan pesaing.
Tantangan Lingkungan Menghendaki Kompetensi Pegawai
Tantangan lingkungan adalah tantangan-tantangan yang dihadapi yang bersumberdari luar organisasi, yang senantiasa mengalami perubahan. Untuk itu, kompetensi pegawai sangat dituntut dalam hal ini.
Ditandai dengan:
1.      Lingkungan persaingan yang semakit ketat akibat globalisasi
Globalisasi menyebabkan berbaggai macam perubahan, seperti munculnya pasar baru, pesaing baru, dan produk baru sebagai dampak dari pasar global.
2.      Kecendrungan peningkatan outsourcing
Peningkatan outsourcing pekerjaan ke perusahaan lain sebagai cara untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, peningkatan hasil kerja dan peningkatan daya tanggap yang cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.

3.      Perubahan-perubahan teknologi
Perubahan teknologi yang cepat telah mempengarugi peralihan tenaga manusia ke tenaga mesin, ini akan mempengaruhi organisasi/perusahaan.
4.      Keanekaragaman pegawai
Meningkatnya keaneka ragaman pegawai akibat tingginya mobilitas tenaga kerja.

22)      Analisis Tugas
Yaitu  menganalisis tugas-tugas yang harus dilakukan dalam setiap jabatan, yang dapat dipelajari dari perilaku perandan informasi analisis jabatan, yaitu uraian tugas, persyaratan tugas, dan standar unjuk kerja yang terhimpun dalam informasi sumber daya manusia dalam organisasi.

33)      Analisis Pegawai
Yaitu analisis mengenai apakah ada pegawai yang kurang dalam kesiapan melakukan tugas-tugas atau kurang dalam kemampuan , keterampilan, dan pengetahuan.
            Yang dapat diketahui dari:
v  Penilaian kinerja
v  Observasi ke lapangan, dan
v  Kuesioner

D. Penentuan Tujuan Pelatihan
            Tujuan pelatihan harus dirumuskan secara spesifik,dengan arti apakah perubahan perilaku atau perubahan pengetahuan inggin dicapai setelah pelatihan dilakukan,  misalnya kemampuan untuk menggunakan suatu program komputer, kemampuan menggunakan suatu peralatan baru, dan lain-lain. Selanjutnya, berdasarkan tujuan diatas, ditentukan materi atau isi dari suatu pelatihan yang menyangkut topik-topik yang harus diberikan atau diketahui dalam upaya pencapaian tujuan.

E. Metode Pelatihan
Setelah merumuskan tujuan dan isi program, dilakukan pemilihan metode pelatihan dan pengembangan. Menurut (Marihot:2002:184) metode pelatihan yang dapat dipakai bisa berbentuk on the job training, yaitu dilakukan pada waktu jam kerja berlangsung, baik secara formal maupun nonformal. Dan off the job training, yaitu pelatihan pelatihan dan pengembangan yang dilakukan secara khusus di luar pekerjaan.
Menurut (Dessler:2003:285) On the job training yang disingkat dengan OJT adalah meminta seseorang untuk mempelajari pekerjaan itu dengan langsung mengerjakannya. Setiap karyawan, dari petugas persuratan hingga direktur perusahaan, melakukan OJT saat mereka bergabung dalam perusahaan. OJT adalah satu satunya pelatihan yyang tersedia dalam banyak perusahaan.
Jenis pelatihan OJT yang paling terkenal adalah metode Coaching (membimbing) atau Understudy (sambil belajar). Disini, seorang pekerja yang telah berpengalaman atau penyelia yang dilatih ditugaskan untuk melatih karyawan. Pada level bawah, orang yang dilatih mendapat keterampilan dengan mengamati penyelianya.
OJT memiliki beberapa keunggulan. Metode ini relatif tidak mahal; orang yang dilatih belajar sambil bekerja. Tidak membutuhkan fasilitas di luar kantor yang mahal seperti ruangan kelas atau peralatan belajar tertentu.
Yang paling penting, jangan terlalu mengandalakan keberhasilan dari program OJT. Latih lah para pelatih dengan hati-hati dan berikan bahan pelatihan yang diperlukan.
Menurut (Marihot:2002:184)  Metode pelatihan dan pengembangan yang dipilih tergantung pada kebutuhan serta tujuan pelatihan. Disamping itu, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu:
§  Cost-effectiveness
§  Desired program content
§  Appropriateness of the facilitties
§  Trainee preferences and capabilities
§  Trainer preferences and capabilities
§  Learning principle
Diantara beberap faktor diatas, Learning Principle perlu mendapat perhatian dan penting. Hal ini karena learning priciple dapat dikendalikan.
Secara teoritis terdapat beberapa prinsip belajar yang dianggap sangat penting untuk meningkatkan efektivitas pelatihan, yaitu :
§  Participation
§  Repetition
§  Relevance
§  Transference
§  Feedback
Participation adalah keterlibatan peserta pelatihan dalam pelatihan secara aktif dan secara langsung.
Repetition adalah melakukan atau mengatakan secara berulang-ulang dalam usaha menanam suatu ide dalam ingatan seseorang.
Relevance adalah pelatihan mempunyai arti atau manfaat yang sangat penting bagi seseorrang.
Transference adalah adanya kesesuaian pelatihan dengan pekerjaan yang dilakukan sehari-hari oleh pegawai.
Feedback adalah pemberian informasi atas perkembangan kemajuan yang telah dicapai oleh peserta pelatihan, mana yang perlu diperbaiki dan mana yang perlu dipertahankan.

I. Metode-metode Pelatihan On The Job Training
Ada beberapa metode :
                                i.            Job Instruction Training
                              ii.            Coaching
                            iii.            Job Rotation
                            iv.            Apprenticeship / internship
Job Instruction Training adalah pelatihan dimana ditentukan seseorang (biasanya manajer atau supervisor) bertindak sebagai pelatih untuk mengintruksikan bagaimana melakukan pekerjaan tertentu dalam proses kerja.
Coaching adalah bentuk pelatihan dan pengembangan yang dilakukan di tempat kerja oleh atasandengan membimbing petugas melakukan pekerjaan secara informal dan biasanya tidak terencana.
Job Rotation adalah program yang direncanakan secara formal dengan cara menugaskan pegawai pada beberapa pekerjaan yang berbeda dan dalam bagian yang berbeda dengan organisasi untuk menambah pengetahuan mengenai pekerjaan dalam organisasi.
Apprenticeship adalah pelatihan yang mengkombinasikan antara pelajaran dikelas dengan praktek di lapangan, yaitu setelah sejumlah teori diberikan kepada peserta, peserta dibawa praktek ke lapangan.

II. Metode-metode Pelatihan Off The Job Training
Ada beberapa metode :
                                i.            Lecture
                              ii.            Video Presentation
                            iii.            Vestibule Training / simulation
                            iv.            Role Playing
                              v.            Case Study
                            vi.            Self-study
                          vii.            Program Learning
                        viii.            Laboratory Learning
                            ix.            Action Learning
Lecture adalah presentasi / ceramah yang diberikan oleh pelatih / pengajar kepada sekelompok pendengar, biasanya kelompok yang cukup besar. Disini pola komunikasi yang terjadi adalah satu arah.
Video Presentation adalah persentasi atau pengajaran yang disajikan melalui film, televisi, atau video tentang pengetahuan atau bagaimana mengerjakan sesuatu pekerjaan.
Vestibule Training / simulation adalah latihan yang diberikan pada suatu tempat yang khusus dirancang menyerupai tempat kerja, yang dilengkapi dengan berbagai peralatan seperti di tempat kerja.
Role Playing adalah metode pelatihan yang dilakukan dengan cara para peserta diberi peran tertentu untuk bertindak dalam situasi khusus.
Case Study adalah studi kasus yang dilakukan dengan cara memberikan beberapa kasus tertentu, kemudian peserta diminta memecahkan kasus tersebut dengan diskusi di kelompok belajar.
Self-study adalah peserta diminta untuk belajar sendiri melalui rancangan materi yang disusun dengan baik, seperti melalui bahan bacaan, video, dan kaset.
Program Learning adalah bentuk lain dari self-study, yaitu menyiapkan perangkat pertanyaan dan jawabannya secara tetulis dalam buku atau dalam sebuah program komputer. Setelah membaca dan menjawab, kemuadia peserta memberikan feedback.
Laboratory Learning adalah latihan untuk meningkatkan hubungan antar pribadi, melalui sharing pengalaman, perasaan persepsi, atau perilaku diantara beberapa peserta.
Action Learning adalah proses belajar melalui kelompok kecil dalam memecahkan berbagai persoalan dalam pekerjaan, yang dibantu oleh seorang ahli, bisa dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan.
Begitu banyak pilihan metode, tergantung kita memilih yang mana. Tergantung kebutuhan dan keinginan yang akan dicapai. Dan bisa memilih media apa yang paling tepat untuk menyampaikannya.

F. Media Pelatihan
Untuk melakukan pelatihan, kita membutuhkan media untuk menyampaikannya kepada audiens. Menurut (Oemar:2000:68) ada berbagai jenis media yang dapat dipilih digunakan dalam pelatihan manajemen.
                                i.            Benda asli (sebenarnya)
o   Spesimen merupakan makluk hidup dan benda tak hidup.
o   Makluk hidup berupa yang masih hidup ataupun yang sudah mati.
o   Spesimen yang terbuat dari benda tak hidup.
o   Benda asli yang bukan makhluk hidup.

                              ii.            Model
Adalah benda-benda bentuk tiruan dari benda aslinya dengan alasan tertentu yang tidak dapat dipertunjukkan benda aslinya karena alasan tertentu.
                            iii.            Media bagan (chart)
adalah media yang digunakan dalam penyajian diagramatik suatu lambang visual.
                            iv.            Media grafik (grafik diagram)
Adalah media yang menyajikan data biilangan kuantitatif secara diagramik.
                              v.            Media gambar
Seperti :
o   Poster
o   Karikatur
o   Gambar
                            vi.            Media bentuk papan
Media ini berupa papan sebagai sarana komunikasi intruksional, seperti:
o   Papan tulis
o   Papan tempel / pengumuman
o   Papan pameran / visual
o   Papan demonstrasi
                          vii.            Media yang diproyeksikan
Gambar-gambar diproyeksikan dan dapat dilihat pada layar oleh peserta.
                        viii.            Media dengar
Ciri-ciri nya dapat didengarkan dengan baik oleh individu maupun kelompok.
                            ix.            Media pandang dengar
Ciri-ciri nya dapat dilihat dan didengar. Sperti; film bersuara, slide bersuara, dan televisi.
                              x.            Media cetak
Adalah bahan hasil cetakan, bentuk buku, leaflet, komik, dan folder.


G. Evaluasi Pelatihan dan Pengembangan
Menurut (Marihot:2002:190) evaluasi pelatihan dilihat dari efek pelatihan dikaitkan dengan :
1.      Reaksi peserta terhadap isi dan proses pelatihan
2.      Pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman pelatihan
3.      Perubahan perilaku, dan
4.      Perbaikan pada organisasi
Reaksi peserta terhadap isi dan proses pelatihan dapat diukur dengan cara menanyakan kepada peserta; apakah peserta menyukai program pelatihan, program pelatihan dirasakan bermanfaat, mudah dipahami dan lain lain, yang dapat dilakukan dengan menyebarkan kuesioner.
Pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan diketahuai dengan mengukur seberapa besar tambahanbahan pengetahuan yang diperoleh setelah pelatihan dilakukan.
Perubahan perilaku diketahui dari mengukur perubahan perilaku setelah mengikuti program pelatihan.
Perbaikan pada organisasi dapat dilihat dari perputaran kerja yang menurun, kecelakaan kerja yang makin rendah, menurunnya ketidak hadiran, dan penurunan biaya proses.
Selanjutnya, menurut (dessler:2003:311) efek pelatihan yang diukur adalah :
1.      Reaksi. Evaluasi reaksi orang yang dilatih terhadap program itu. Apakah mereka mnyukai prigram itu? Apakah menurut mereka itu berharga?
2.      Pembelajaran. Ujilah mereka untuk menentukan apakah mereka telah mempelajari prinsip, keterampilan, dan fakta yang seharusnya mereka pelajari.
3.      perilaku. Tanyakanlah apakah perilaku dalam bekerja mereka itu mengalami perubahan setelah melakukan program pelatihan tersebut.




H. Kesimpulan
Pelatihan dan pengembangan adalah usaha yang terencan dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai. Pelatihan lebih berorientasi pada peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang spesifik, dan pengembangan lebih ditekankan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang.
Alasan dilakukannya pelatihan dan pengembangan dapat meliputi: pegawai yang direkrut belum dapat melakukan pekerjaan dengan baik, adanya perubahan-perubahan dalam lingkungan kerja dan tenaga kerja, untuk meningkatkan produktivitas, dan menyesuaikan dengan peraturran.
Pentingnya pelatihan dan pengembangan menghendaki kegiatan ini dilakukan dengan baik melalui langkah-langkah tertentu, yaitu analisis kebutuhan (kebutuhan organisasi, kebutuhan tgas, kebutuhan pegawai), penentuan tujuan dan materi pelatihan, pemilihan metode pelatihan yang tepat, dan evaluasi pelatihan.
Dalam memilih metode pelatihan, agar efektif perlu mem perhatikan diterapkannya prinsip-prisip belaja yaitu participation, repetition, relevance, transference, dan feedback. Disamping itu perlu juga memperhatikan biaya, materi, pelatihan, dan peserta pelatihan.
Pada prinsipnya ada dua metode pelatihan dan pengembangan yang dapat digunakan. Yang pertama adalah metode on the job training dalam bentuk  Job Instruction Training, Coaching, Job Rotation, Apprenticeship / internship. Yang kedua adalah metode off the job training dalam bentuk  Lecture, Video Presentation, Vestibule Training / simulation, Role Playing, Case Study, Self-study, Program Learning, Laboratory Learning, Action Learning.
Dalam pelaksanaan pelatihan perlu juga evaluasi, yang dapat dilihat dari beberapa dimensi, yaitu ; reaksi peserta terhadap isi dan proses pelatihan, pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman pelatihan, perubahan perilaku, dan perbaikan pada organisasi.





DAFTAR PUSTAKA
1.      Hariandja, Marihot.T.E. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Grasindo
2.      Dessler, Gary. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Indeks
3.      Hamalik, Oemar. (2000). Pengembangan Suberdaya Manusia, Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan, Pendekatan Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara
4.      Fathoni, Abdurrahmat. (2006). Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta


1 komentar: